A. BUKTI AUDIT
I.
DEFINISI
BUKTI AUDIT
Bukti audit dapat kita artikan sebagai
semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi
yang diaudit telah disajikan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Informasi ini beragam tergantung pada tingkat pengaruhnya terhadap keputusan
auditor mengenai apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Bukti audit mencakup informasi yang tingkat pengaruhnya
tinggi seperti hasil perhitungan auditor terhadap persediaan, dan juga
informasi yang kurang berpengaruh seperti jawaban dari pertanyaanpertanyaan
yang diajukan auditor kepada auditan
Bukti audit sangat mudah mempengaruhi sifat pekerjaan audit yang
tercantum pada standar ketiga pekerjaan lapangan dari standar auditing yang
berlaku umum (GAAS). Standar kerja pekerjaan lapangan menyatakan bahwa: Bahan
bukti (Evidential Matter) kompoten yang mencukupi dapat diperoleh melalui
inspeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi, yang digunakan
sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang
diaudit.
SAS 31 (AU 326.20), tentang Evidential Matter (Bahan Bukti), menyatakan
bahwa “jumlah dan jenis bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung pendapat yang
diinformasikan merupakan masalah bagi auditor untuk menentukan penggunaan
pertimbangan professional setelah melakukan penelitian yang mendalam tentang kondisi
pada kasus tertentu”.
II.
KECUKUPAN
BUKTI AUDIT
Cukup atau tidaknya bukti audit berkaitan dengan kuantitas bukti yang
harus dikumpulkan oleh auditor. Dalam penentuan cukup atau tidaknya jumlah
bukti audit yang harus dikumpulkan oleh auditor, pertimbangan professional
auditor memegang peranan yang penting. Faktor yang mempengaruhi pertimbangan
auditor dalam menentukan cukup atau tidaknya bukti audit adalah:
§ Materialitas dan Risiko
Secara umum ,untuk akun yang material pada
laporan keuangan diperlukan bukti yang lebih banyak dibandingkan untuk akun yang tidak material. Dengan demikian, dalam
mengaudit sebuah perusahaan
manufaktur, maka sifat ,saat, dan luasnya bukti audit untuk mendukung tujuan audit atas akun persediaan akan lebih meyakinkan dibandingkan dengan bukti yang
diperlukan untuk tujaun audit atas
akun beban dibayar di muka.
Untuk akun yang memiliki kemungkinan
tinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang
dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun
yang memiliki kemungkinan kecil untuk salah disajikan dalam laporan keuangan.
§
Faktor
Ekonomi
Seorang auditor bekerja dalam batasan
ekonomi yang menentukan bahwa kecukupan bakti harus diperoleh dalam batasan
waktu dan biaya yang memadai. Sehingga, seorang auditor seringkali
menghadapi keputusan apakah
penambahan waktu dan biaya akan memberikan manfaat yang sepadan berupa
perolehan bukti audit yang
lebih meyakinkan.Apabila jumlah
dana yang diperiksa ternyata sesuai
dengan jumlah yang dicatat , selanjutnya auditor daptat mengandalkan perhitungan dana pada dua puluh dana kas kecil selebihnya pada auditor
internal klien.
§
Ukuran
dan Karakteristik Populasi
Ukuran populasi berkaitan
dengan jumlah item yang terdapat dalam populasi tersebut, seperti jumlah
transaksi penjualan dalam jurnlah penjualan .Ukuran
pupulasi akuntansi mendasari
banyak item laporan keuangan yang digunakan dalam penarikan sempel yang diperlukan untuk mengumpulkan bukti audit. Secara
umum, semakin besar populasinya akan semakin besar pula jumlah bukti yang diperlukan untuk memperoleh dasar
yang memadai guna menarik
kesimpulan tentang hal itu.
III.
KOMPETENSI BUKTI AUDIT
Kompetensi (atau reliabilitas)
bukti audit yang mendasari data akuntansi maupun informasi penguat tercantum dalam aspek standar
ketiga pekerjaan lapangan. Reliabilitas catatan akuntansi berkaitan
langsung dengan efektifitas struktur pengendalian interen klien. Pengendalian
intern yang kuat akan meningkatkan keakuratan dan reliabilitas atau
keandalan catatan keuangan, sementara pengendalian interen yang lemah sering
kali tidak dapat mencegah atau mendeteksi kesalahan dan penyimpangan dalam
proses akuntansi. Kompetensi informasi penguat bergantung pada banyak faktor. Pertimbangan
yang telah diterapkan secara luas dalam auditing adalah:
1.
Relevansi
§
Bukti audit haruslah
relevan dengan tujuan audit yang diuji oleh auditor sebelum bukti audit itu
dapat diandalkan
§ Relevansi harus pula dilihat dari tujuan auditnya. Bukti
yang relevan untuk satu tujuan audit bisa jadi kurang relevan bagi tujuan audit
yang lain.
2.
Sumber
Beberapa kondisi yang berkaitan dengan sumber bukti audit
akan mempengaruhi kopetensi .SAS 31 (AU 326.19) tentang Evidential
Matter,megakui anggapan tentang pengaruh
sumber informasi terhadap kopetensi atau keandalan bahan bukti sebagai berikut :
a.
Apabila bukti
dapat diperoleh dari
sumber independen di luar
entitas, maka bukti itu akan
memberikan keyakinan yang
lebih besar atas reliabilitas
atau keandalan dibandingkan dengan
informasi yang hanya diperoleh
dalam entitas itu sendiri.
b.
Semakin efektif
struktur pengendalian intren
akan semakin memberikan keyakinan
tentang reliabilitas data akuntansi dan laporan keuangan.
c.
Pengetahuan yang
diperoleh secara langsung oleh
seorang auditor melalui pemeriksaan fisik, pengamatan, perhitungan, dan
inspeksi, akan semakin meyakinkan dibandingkan informasi yang diperoleh secara
tidak langsung.
3.
Ketepatan Waktu
Ketepatan waktu dari bukti
audit mengacu kepada waktu ketika bukti audit itu dikumpulkan atau periode
laporan yang diperiksa. Dalam audit atas laporan keuangan, bukti audit biasanya
lebih dapat diandalkan untuk akunakun neraca ketika bukti tersebut diperoleh
pada waktu sedekat mungkin dengan tanggal neraca.
4.
Objektivitas
Bukti audit yang obyektif
lebih dapat diandalkan daripada bukti audit yang membutuhkan penilaian untuk
menentukan apakah itu benar atau tidak. Contoh dari bukti yang obyektif adalah
konfirmasi piutang dagang dan rekening koran dari bank, penghitungan fisik atas
surat berharga dan kas.
IV.
TIPE BUKTI AUDIT
Menurut Mulyadi (2002), tipe bukti audit dapat digolongkan menjadi dua golongan:
a)
Tipe data akuntansi:
o
Pengendalian intern
Semakin kuat pengendalian intern, semakin sedikit bukti audit yang harus dikumpulkan sebagai dasar pernyataan pendapat
auditor. Jika pengendalian auditor lemah,
auditor harus mengumpulkan jumlah bukti audit yang lebih banyak.
o
Catatan akuntansi
Keandalan catatan akuntansi
sebagai bukti audit tergantung
pada pengendalian intern yang diterapkan dalam
penyelenggaraan catatan akuntansi tersebut.
b)
Tipe informasi penguat:
o Bukti
fisik
adalah
bukti
audit
yang
diperoleh
dengan
cara
inspeksi
atau
perhitungan aktiva berwujud. Tipe bukti ini pada umumnya dikumpulkan oleh
auditor dalam pemeriksaan terhadap sediaan dan kas.
o
Bukti dokumenter
dibuat
dari kertas bertuliskan huruf
dan
atau
angka
atau
simbol-simbol yang lain. Bukti
documenter dibagi menjadi tiga yaitu:
-
Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas
yang dikirimkan langsung kepada auditor.
-
Bukti dokumenter yang dibuat oleh pihak luar yang bebas
yang disimpan dalam arsip klien.
-
Bukti dokumenter yang dibuat dan disimpan dalam
organisasi klien.
c)
Perhitungan sebagai bukti:
o
Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan
vertikal.
o
Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan horizontal.
d)
Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi dengan cara menggunakan
tarif depresiasi yang digunakan oleh klien.
e)
Pembuktian
ketelitian penentuan taksiran
kerugian piutang usaha, laba per saham
yang beredar, taksiran pajak
perseroan dan lain-lain.
f)
Bukti lisan adalah jawaban lisan yang diperoleh
dari permintaan keterangan.
Keterangan yang diminta
oleh auditor akan meliputi masalah-masalah yang sangat
luas, seperti kebijakan akuntansi, lokasi catatan dan dokumen, alasan
penggunaan prinsip akuntansi yang tidak
berterima umum, kemungkinan pengumpulan
piutang usaha yang sudah lama tidak
tertagih, dan kemungkinan adanya utang bersyarat.
g)
Perbandingan dan ratio ini dikumpulkan oleh auditor pada awal audit untuk
membantu penentuan
objek audit yang
memerlukan
penyelidikan yang mendalam
dan diperiksa kembali pada akhir audit untuk menguatkan kesimpulan-kesimpulan yang
dibuat atas dasar bukti-bukti
lain.
h)
Bukti dari spesialis.
Beberapa contoh tipe masalah yang kemungkinan menurut
pertimbangan auditor memerlukan pekerjaan spesialis meliputi, namun tidak
terbatas pada hal-hal berikut:
§
Penilaian (misalnya karya seni, obat-obatan
khusus, dan restricted securities).
§
Penentuan karakteristik fisik yang berhubungan
dengan kualitas yang tersedia atau kondisi (misalnya, cadangan mineral atau
penumpukan bahan baku yang ada di gudang).
§
Penentuan nilai yang diperoleh menggunakan
teknik atau metode khusus (misalnya beberapa perhitungan actuarial).
§
Penafsiran persyaratan teknis, peraturan atau
persetujuan (misalnya pengaruh potensial suatu kontrak atau dokumen hukum
lainnya atau hak atas property).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar