Total Tayangan Halaman

17/01/15

Menghimpun Program Audit : Komponen Kunci dari Keseluruhan Bidang Audit



Keseluruhan bidang audit dan informasi pendukungnya menggambarkan tujuan review tingkat atas dari audit internal di sebuah area. Kita telah membahas bagaimana audit internal seharusnya diartikan dan mendokumentasikan beberapa tujuan level atas untuk tiap review yang direncanakan, namun hal tersebut tidak akan cukup untuk menugaskan perkerjaan audit internal kepada auditor tingkat staff; mereka akan memerlukan beberapa panduan step-by-step untuk melaksanakan audit internal. Audit internal harus diorganisasikan dan dilaksanakan dengan cara yang konsisten dengan tujuan meminimalisasi prosedur audit yang tidak diperlukan. Untuk menyediakan bantuan dan panduan, auditor internal menggunakan program audit untuk melaksanakan prosedur audit internalnya dengan cara yang konsisten dan efektif. Istilah program diartikan sebagai sekumpulan prosedur auditor sama seperti langkah-langkah dalam program computer, yang melewati langkah-langkah yang sama setiap waktu ketika prosesnya berjalan. Contohnya, sebuah program komputer untuk menghitung biaya gaji/upah akan termasuk instruksi untuk membaca data (file) kartu waktu (time card) atau jam kerja, melihat tariff pekerja yang tercatat di file lainnya, kemudian menghitung gaji kotornya. Langkah yang sama digunakan untuk tiap pekerja kecuali ada pengecualian, seperti tariff lembur yang dikodekan ke dalam program penggajian. Demikian pula, program audit merupakan alat untuk merencanakan, mengarahkan, dan mengendalikan kerja audit dan merupakan sebuah blueprint untuk tindakan, menentukan langkah yang harus dilakukan untuk memenuhi tujuan audit. Program audit mewakili metode terbaik pilihan auditor untuk menyelesaikan pekerjaannya dan berfungsi sebagai dasar untuk mencatat langkah-langkah pekerjaan yang dilakukan.
            Departemen audit internal yang efektif harus memiliki serangkaian program audit umum yang dipersiapkan untuk melaksanakan ulang kegiatan audit. Banyak dari program ini, seperti pengamatan pengambilan fisik, digunakan dari tahun ke tahun dan dari satu entitas ke entitas dengan sedikit perubahan. Dalam situasi lainnya, auditor internal mungkin harus memodifikasi program standar ke dalam aspek khusus dari audit tertentu. Dalam beberapa situasi, program audit standar tidak akan bisa digunakan. Misalnya, auditor internal mungkin ingin mereview pengendalian dalam sebuah entitas bisnis yang baru dengan beberapa karakteristik pengendalian yang khusus, aau manajemen audit mungkin ingin menggunakan pendekatan yang berbeda karena permasalahan yang dihadapi serupa dengan permasalahan yang sebelumnya. Berdasarkan pada tujuan / sasaran audit yang telah direncanakan dan data yang telah dikumpulkan survey terdahulu dan survey lapangan, auditor mungkin ingin menyiapkan program audit yang disesuaikan sebagai panduan dalam mereview. Hal ini mungkin sedikit lebih banyak dari program standar dengan perubahan yang kecil, atau mungkin menjadi set khusus dari prosedur audit berbasis pada perencanaan awal dan hasil dari survey lapangan. Untuk menyiapkan program audit ini, auditor internal pertama-tama harus memiliki pemahaman tentang karakteristik apa yang merupakan program audit yang memadai.





Format Program Audit dan Persiapannya

               Program audit adalah prosedur yang menjelaskan langkah-langkah dan pengujian-pengujian yang dilakukan oleh auditor ketika melakukan pekerjaan lapangan yang sesungguhnya. Program audit tersebut harus diselesaikan setelah pemenuhan persiapan dan survey lapangan serta sebelum memulai pekerjaan lapangan yang sesungguhnya. Program audit harus dibentuk dengan beberapa kriteria yang ada di dalam pikiran auditor, yang paling penting adalah bahwa program tersebut harus mengidentifikasi aspek-aspek area untuk diuji lebih jauh dan area-area yang sensitive yang memerlukan perhatian audit.
            Tujuan penting yang kedua dari sebuah program audit adalah bahwa program audit harus bisa menjadi panduan baik bagi auditor yang banyak maupun kurang pengalaman. Misalnya, manajemen mungkin meminta departemen audit internal mengamati pengambilan persediaan fisik tahunan. Review jenis ini terdiri dari prosedur standar untuk memastikan, antara lain, bahwa prosedur pisah batas (cutoff) pengiriman dan penerimaan barang sudah tepat. Auditor yang kurang berpengalaman mungkin tidak menyadari langkah-langkah prosedur ini dan bahkan auditor internal yang berpengalaman mungkin lupa satu dengan yang lainnya. Program audit menguraikan langkah-langkah audit yang diperlukan. Departemen audit internal kemungkinan akan membuat sebuah perpustakaan program, dibuat dari waktu ke waktu, untuk tugas-tugas seperti pengamatan persediaan fisik atau review tentang aktiva tetap. Ketika merencanakan review di mana ada program yang telah ditetapkan, manajemen audit hanya perlu menggunakan program yang telah ada tersebut sementara mempertimbangkan perubahan kondisi yang telah ditemukan melalui survey terdahulu / survey lapangan. Program audit direvisi seperlunya, dengan perubahan yang disetujui oleh manajemen audit sebelum dimulainya proses review.
            Untuk berbagai departemen audit, program audit yang layak tidak tersedia di beberapa area. Hal ini karena auditor internal biasanya menghadapi serangkaian area yang luas dan beragam untuk direview, namun mereka tidak memiliki waktu atau sumber daya untuk mereview setiap area secara berkala. Program yang ditetapkan  dan dipersiapkan untuk audit terdahulu seringkali telah using / ketinggalan jaman (out of date) dikarenakan adanya sistem-sistem baru atau perubahan proses. Tanggung jawab auditor terhadap survey lapangan atau terhadap anggota manajemen audit yang lainnya adalah harus memperbaharui berbagai program audit yang ada atau mempersiapkan sekumpulan revisi dari langkah program audit untuk review yang telah direncanakan. Bergantung pada tipe audit yang direncanakan, program biasanya mengikuti satu dari tiga format umum : kumpulan prosedur audit umum, program dengan petunjuk rinci bagi auditor, dan checklist untuk pemenuhan review.
           

SEJARAH LAHIRNYA AUDIT INTERNAL



Profesi audit telah ada sejak lama. Audit telah berkembang selama ribuan tahun dan saat ini kita mengenal dua tipe dasar auditor bisnis, yaitu eksternal dan internal. Seorang auditor eksternal disewa oleh otoritas untuk mengunjungi suatu perusahaan atau entitas untuk memeriksa dan melaporkan hasil review secara independen. Sedangkan audit internal merupakan bidang yang lebih luas dan seringkali lebih menarik. Auditor internal merupakan salah satu karyawan dari sebuah perusahaan yang memeriksa secara independen dan menilai operasi dalam berbagai bidang seperti prosedur akuntansi atau proses kualitas manufaktur. Pekerjaan Internal audit berbeda dengan auditor publik yang berasal dari luar perusahaan.
 
Definisi internal audit menurut IIA mencakup beberapa poin penting untuk profesi Internal Auditor:

  • Independen; audit yang dilakukan bebas dari pembatasan yang secara signifikan mampu mengurangi efektivitas dan ruang lingkup dari review yang dilakukan atau temuan dan kesimpulan yang akan dihasilkan.
  • Appraisal menegaskan perlunya suatu evaluasi yang merupakan dorongan internal auditor saat mereka mengembangkan kesimpulan
  •  Establish menegaskan bahwa audit internal adalah formal, memiliki fungsi yang jelas didalam suatu organisasi.audit
  •  Examine and evaluate menjelaskan peran aktif auditor internal, yaitu sebagai tim pencari fakta dan kemudian memberikan evaluasi dan penilaian.
  •   Its activities menejalaskan lingkup yurisdiksi kerja audit internal yang luas yang berlaku untuk seluruh aktivitas didalam organisasi (perusahaan).
  •   Service mengungkapkan bahwa hasil akhir dari pekerjaan audit internal adalah untuk membantu manajemen dan bagian alin dari suatu organisasi.
  •    To the organization menegaskan bahwa ruang lingkup seluruh service audit internal adalah terhadap seluruh organisasi termasuk semua personil, dewan direksi dan komite audit, pemegang saham dan pemangku kepantingan lainnya.


Audit internal terwujud sebagai akibat dari kebutuhan yang muncul. Dimulai dari SEC yang mengharuskan perusahaan yang terdaftar harus member laporan keuangan yang disertifikasi oleh auditor independen. Persyaratan ini membuat perusahaan membentuk departemen audit internal, tujuan untuk membantu auditor independen mereka. Audit internal bersangkutan dengan memeriksa cacatan akuntansi dalan mendeteksi kesalahn dalan penyimpangan keuangan dan berada sebagai bayangan atau asisten auditor independen.


1.1              Internal Auditing History and Background

Diawali dari negara Amerika Serikat yaitu saat dunia baru saja mengalami depresi ekonomi utama. Sebagai legislatif tindakan korektif, SEC mengharuskan perusahaan terdaftar dengan memberikan laporan keuangan disertifikasi oleh auditor independen. Persyaratan ini mendorong perusahaan untuk membangun departemen audit internal, tujuan utama adalah untuk membantu auditor independen mereka. Pada saat itu, keuangan auditor eksternal tersebut berfokus pada menyatakan pendapat atas kewajaran suatu perusahaan keuangan laporan dari pada mendeteksi kelemahan pengendalian internal atau bahkan administrasi kesalahan. Aturan – aturan SEC audit didasarkan pada sampel terbatas transaksi, bersama dengan ketergantungan lebih besar pada prosedur pengendalian internal. Pada waktu itu, auditor internal terutama berkaitan dengan pemerikasaan catatan akuntansi dan keuangan mendeteksi kesalahan dan penyimpangan dan sering kali sedikit lebih dari bayangan atau asisten untuk auditor independen eksternal.


Produk Domestik Bruto



1.     Pengertian PDB

Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.
PDB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai dasar.  PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.

PDB dapat dihitung dari sisi pengeluaran agregat (Aggregate Spending) pelaku ekonomi dalam suatu negara. Pengeluaran agregat ini sama dengan Permintaan Agregat karena konsekuensi dari permintaan adalah adanya pengeluaran oleh rumah tangga, investor, pemerintah dan eksportir untuk membeli barang dan jasa.Permintaan agregat adalah suatu daftar dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai tingkat harga.Dari sisi permintaan agregat, pergeseran kurva AD ke kanan yang mencerminkan permintaan di dalam ekonomi meningkat bisa terjadi karena pendapatan agregat (PN) yang terdiri dari atas permintaan masyarakat (konsumen), perusahaan, dan pemerintah meningkat.

2.     Metode Penghitungan PDB

               Untuk menghitung angka-angka PDB digunakan pendekatan pengeluaran. PDB adalah semua komponen permintaan akhir yang terdiri dari :
  •  pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta nirlaba
  • pengeluaran konsumsi pemerintah
  • pembentukan modal tetap domestik bruto 
  •   perubahan inventori, dan

3.     Jenis Pengeluaran PDB

3.1Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Rumah tangga didefinisikan sebagai individu atau kelompok individu yang tinggal bersama dalam suatu bangunan tempat tinggal. Mereka mengumpulkan pendapatan, memiliki harta dan kewajiban, serta mengkonsumsi barang dan jasa secara bersama-sama utamanya kelompok makanan dan perumahan (UN, 1993).
        Menurut Chalid (2010) besar kecilnya jumlah pengeluaran konsumsi masyarakat merupakan faktor yang turut menentukan perkembangan dan pertumbuhan ekonomi. Pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) merupakan pengeluaran atas barang dan jasa oleh rumah tangga untuk tujuan konsumsi. Dalam hal ini rumah tangga berfungsi sebagai pengguna akhir (final demand) dari berbagai jenis barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian.

3.2Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

       Seperti yang dinyatakan oleh Sodik (2007) bahwa pengeluaran pemerintah (baik pengeluaran pembangunan maupun pengeluaran rutin) berpengaruh tehadap pertumbuhan ekonomi regional. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah adalah nilai seluruh jenis output pemerintah dikurangi nilai output untuk pembentukan modal sendiri dikurangi nilai penjualan barang/jasa (baik yang harganya signifikan dan tdk signifikan secara ekonomi) ditambah nilai barang/jasa yang dibeli dari produsen pasar untuk diberikan pada rumah tangga secara gratis atau dengan harga yang tidak signifikan secara ekonomi (social transfer in kind-purchased market production).

3.3Pembentukan Modal Tetap Bruto

 

PMTB memiliki definisi sebagai pengeluaran unit produksi untuk menambah aset tetap dikurangi dengan pengurangan aset tetap bekas. Penambahan barang modal meliputi pengadaan, pembuatan, pembelian barang modal baru dari dalam negeri dan barang modal  baru maupun bekas dari luar negeri (termasuk perbaikan besar, transfer atau barter barang modal). Pengurangan barang modal meliputi penjualan barang modal (termasuk barang modal yang ditransfer atau barter kepada pihak lain).  
Pembentukan modal tetap bruto menggambarkan penambahan serta pengurangan barang modal pada periode tertentu. Barang modal mempunyai usia pakai lebih dari satu tahun serta akan mengalami penyusutan. Istilah ”bruto” mengindikasikan bahwa didalamnya masih mengandung unsur penyusutan. Penyusutan atau konsumsi barang modal (Consumption of Fixed Capital) menggambarkan penurunan nilai barang modal yang digunakan pada proses produksi secara normal selama satu periode.

3.4Inventori

Inventori adalah persediaan yang dikuasai oleh unit yang menghasilkan untuk digunakan dalam proses lebih lanjut, dijual, atau diberikan pada pihak lain, atau digunakan dengan cara lain. Merupakan persediaan yang berasal dari pihak lain, yang akan digunakan sebagai input antara atau dijual kembali tanpa mengalami proses lebih lanjut.

3.5Ekspor - Impor

Konsep ekspor-impor luar negeri yang digunakan dalam penyusunan PDB/PDRB Penggunaan mengacu pada System of National Accounts (SNA) 1993. Dalam SNA 1993, transaksi ekspor-impor barang luar negeri dalam komponen PDRB Penggunaan Provinsi merupakan salah satu bentuk transaksi internasional antara pelaku ekonomi yang merupakan residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-resident).
Definisi transaksi ekspor barang  adalah transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi (baik berupa penjualan, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari residen suatu wilayah Provinsi terhadap pelaku ekonomi luar negeri (non-resident).
Definisi transaksi impor barang adalah transaksi perpindahan kepemilikan ekonomi (mencakup pembelian, barter, hadiah ataupun hibah) atas barang dari pelaku ekonomi luar negeri (non-resident) terhadap residen suatu wilayah Provinsi.

“Internal COSO Framework : The COSO Standard”





Definisi Pengendalian Internal

1.  Mulyadi :Sistem Pengendalian Internal Meliputi struktur Organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.  COSO (The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) : Pengendalian Internal adalah Sebuah proses yang dihasilkan oleh Dewan Direktur, Manajemen, dan Personel Lainnya, yang didesain untuk memberikan jaminan yang masuk akal yang memperhatikan tercapainya tujuan-tujuan dengan kategori sebagai berikut :
·   Efektif dan efisisiensinya operasi
·   Keandalan (Reliabillity) pelaporan keuangan
·   Kepatuhanterhadap hukum dan aturan yang berlaku

Elemen-Elemen Pengendalian Internal 
  • Mulyadi :
·         Struktur Organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.
·   Sistem Wewenang dan prosedur pencatatan, yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.
·         Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
·         Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.  
  •   COSO :
Pengendalian internal terdiri dari 5 (lima) komponen yang saling berhubungan. Komponen ini didapat dari cara manajemen menjalankan bisnisnya, dan terintegrasi dengan proses manajemen. Walaupun komponen-komponen tersebut dapat diterapkan kepada semua entitas, perusahaan yang kecil dan menengah dapat menerapkannya berbeda dengan perusahaan besar.
5 (lima) komponen Pengendalian internal tersebut adalah :
1.      Control Environment
2.      Risk Assesment
3.      Control Activities
4.      Information and Communication
5.      Monitoring
Siapa yang Bertanggung Jawab Terhadap Pengendalian Internal
1.      Mulyadi :
Dalam buku tulisan Mulyadi, yang harus bertanggung jawab dalam pengendalian internal adalah manajemen puncak yang terdiri dari seluruh dewan direksi. Tidak hanya direktur keuangan saja yang bertanggung jawab atas pengendalian internal , tetapi seluruh jajaran direksi bertanggung jawab atas pengendalian internal.
Manajemen puncak bertanggung jawab terhadap pengembangan dan pengoperasian pengendalian internal karena mereka bertanggung jawab atas pengelolaan dana yang dipercayakan oleh pemilik perusahaan.
2.     COSO :
Menurut COSO, semua orang dalam organisasi yaitu Manajemen, Dewan direksi, Komite Audit, dan Personel lainnya bertanggung jawab terhadap pengendalian internal, karena semua orang dalam organisasi memiliki peran dalam pengendalian internal, sehingga pengendalian internal tidak dapat berjalan dengan baik apabila ada salah satu anggota yang tidak menjalankan perannya dalam pengendalian internal.
Menurut COSO, pihak-pihak luar seringkali memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan perusahaan, seperti Auditor eksternal, Badan Regulasi dan legislatif, customer, analis keuangan, dan media massa. Namun demikian pihak ketiga tersebut tidak bertanggung jawab terhadap pengendalian internal karena mereka bukan bagian dari organisasi maupun bukan bagian dari sistem pengendalian internal.